Pentingnya Prilaku Jujur, Keutamaan dan Hikmahnya
Juni 14, 2019
Koesrow - Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap adalah jujur. Namun, pada saat ini kejujuran mulai hilang di kehidupan masyarakat. Padahal kejujuran dapat menunjukkan seseorang menuju ke jalan kebaikan yang nantinya akan membawa mereka ke surga. Jujur menjadi faktor penting tegaknya agama dan dunia. Kejujuran harus ditegakkan meskipun susah dan berat.
Jujur adalah bentuk perkataan atau perbuatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataan yang ada. Jujur menjadi tanda bahwa seorang muslim beriman. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berlaku benar dalam perbuatan maupun perkataan, sebagaimana firman-Nya :
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah, dam bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” (Q.S. At-Taubah:119)
Jujur dapat menjauhkan seseorang dari sifat munafik. Ciri orang munafik adalah sering berdusta, ingkar janji, dan berkhianat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
Artinya :
“Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad SAW. bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu apabila berkata ia dusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila dipercaya ia khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
Ibnu Qayyim berkata, dasar iman adalah kejujuran, sedangkan dasar nifaq adalah dusta. Kedustaan dan keimanan adalah dua hal yang saling bertentangan satu sama lain. Allah SWT menegaskan bahwa tiada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya.
Artinya:
“Allah berfirman. Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selamanya. Allah ridha keoada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S Al-Maidah:119)
Macam-Macam Kejujuran:
1. Jujur dalam hati (niat), yaitu keinginan yang muncul dari hati untuk berbuat benar dalam berkata maupun berbuat. Jujur dalam hati dilakukan dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya. Berbeda dengan orang yang berpura-pura jujur, mereka melakukannya tidak ikhlas.
2. Jujur dalam berucap, yaitu menyampaikan sesuatu hal sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Pada saat ini, masih banyak orang yang mudah percaya dengan berita hoax yang bertebaran di dunia maya. Berita hoax tersebut dapat memicu perselisihan antar manusia. Sehingga, kejujuran menjadi sangat penting.
3. Jujur dalam perbuatan, yaitu melaksanakan sesuatu sesuai janji yang telah diucapkan. Artinya, antara lahir dan batin seimbang. Contohnya ketika telah berjanji untuk tidak korupsi. Maka ia harus melaksanakan janji tersebut. Jangan sampai mengatakan tidak, tapi pada kenyataannya ia melakukan korupsi.
Keutamaan Sifat Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW :
Artinya:
“Dari Abdullah ibn Mas'ud, dari Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga..” (HR. Bukhari)
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan kesempurnaan bagi pemilik sifat tersebut. Seseorang yang berperilaku jujur memiliki derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Derajatnya akan sejajar dengan derajat orang-orang yang yang mulia dan selamat dari semua keburukan.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui bahwa orang yang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya. Nabi Muhammad SAW merupakan contoh yang patut diteladani. Karena kejujurannya, Nabi Muhammad SAW dipercaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Hal tersebut berdampak terhadap keuntungan Nabi Muhammad SAW menjadi lebih besar, dan tentunya segala urusan yang dilakukan Nabi akan dipermudah. Masih banyak lagi contoh hikmah yang didapat seseorang karena perilaku jujurnya yang dapat Anda cari.
Kebalikan jujur adalah dusta. Berbeda dengan jujur, dusta atau kebohongan akan membuat seseorang dipersulit dalam mencari rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah berdusta akan terus berdusta untuk menutupi kebohongannya. Kebohongan juga membuat orang lain tidak percaya. Kebohongan membuat hati tidak tenang karena khawatir kebohongan yang dilakukan diketahui oleh orang lain dan terjadi sesuatu yang lebih buruk lagi.
Contoh seorang karyawan yang tidak jujur dalam hak keuangan. Ia menggunakan uang milik bosnya tanpa sepengetahuan bosnya. Hal ini pasti akan menciptakan perasaan yang was-was karena khawatir apa yang dilakukannya diketahui oleh bosnya. Dan akhirnya, akibat yang paling buruk adalah dipecat. Perasaan khawatir yang disimpan, beresiko menjadi penyakit.
Ketika seseorang sudah berani melakukan kebohongan untuk menutupi kesalahannya, maka ia telah membawa dirinya kepada apa yang dikhianatinya itu, sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
“…Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari khianat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak didzalimi.” (Q.S. Al-Imran:161)
Dalam hadits Rasulullah SAW. Mengingatkan :
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra., dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipu daya. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang jujur justru didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap pengkhianat.” Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara bahwa ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab,”Orang bodoh yang ikut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)Baca Juga: Tuntunan Rohani Bagi Orang Sakit
Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah SWT. dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun sedang.
Hikmah Sifat Jujur
Beberapa hikmah yang dapat diambil dari perilaku jujur antara lain :
- Hati menjadi tenang.
- Mendapatkan kemudahan dalam segala urusannya.
- Dicintai oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
- Dijauhkan dari azab dan bahaya.
- Dijamin masuk surga.