-->

Kw Header



Hikmah Sakit dan Ikhtiar Berobat demi Kesembuhan

Hikmah sakit dan Ikhtiar Berobat menurut Islam

Koesrow - Sebagaimana kita maklumi, bahwa setiap orang tidak terkecuali, pernah mengalami sakit. Karena sakit dan penyakit memang diciptakan Allah sebagai ujian bagi manusia. Penyakit yang menimpa manusia tentu saja tidak sama, ada yang ringan ada yang sedang ada yang berat.

Rasulullah Muhammad SAW memberikan tuntunan bagi kita di dalam menghadapi musibah sakit dan penyakit yang harus diperhatikan, dihayati dan diamalkan agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang merusak keimanan dan tidak diridhoi Allah. 

Manakala sakit datang menimpa, hendaknya kita berobat datang kepada ahlinya sebagai ikhtiar yang wajib kita lakukan dengan keyakinan bahwa kesembuhan akan diberikan Allah. Berikut disampaikan hal-hal yang harus dipahami manakala seseorang mendapat ujian berupa sakit dan penyakit.

1. Jika Sakit Menimpa Segeralah Berobat

Berobat jika sakit adalah salah satu syariat Islam yang wajib kita kerjakan. Sebagaimana sabda Ralulullah SAW
Sabda Rasulullah mengenai penyakit.
Berobatlah kamu, karena Allah SWT tidak mengadakan suatu penyakit, melainkan telah mengadakan pula obatnya, hanya ada satu penyakit yang tidak ada obatnya yaitu umur tua (manula)." (HR. Ahmad, Ashabus Sunan).

Dalam hadits yang lain menerangkan :

Hadist tentang obat penyakit
"Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit melainkan menurunkan pula obatnya, baik obat yang telah diketahui oleh orang maupun yang belum diketahui.”

Hadits di atas mengisyaratkan bahwa bagi orang yang sakit hendaknya segera berobat, dengan cara tersebut akan memperoleh dua keuntungan yaitu melaksanakan perintah agama yang Insya Allah mendapatkan pahala, dan kedua, ikhtar menyembuhkan penyakit yang berarti membebaskan diri dari penderitaan yang diakibatkan sakit.

2. Tidak Boleh Berobat Dengan Yang Haram

Berobat merupakan suatu perintah agama Islam, maka cara pengobatan dan obat-obat yang digunakan harus tunduk kepada kaidah-kaidah ajaran agama Islam. Jadi tidak dibenarkan menjadikan sesuatu yang haram atau najis menjadi obat, hendaknya mampu memelihara diri dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah, jauhkan dalam berobat dengan menggunakan atau melalui pengobatan yang diharamkan Allah agar ikhtiar mendapatkan kesembuhan, semuanya bernilal ibadah, diiringi sifat optimis, jauh dari sifat putus asa, tetap husnudhan kepada Allah dan tidak melanggar larangan-Nya. Rasulullah bersabda: 

Hadist tentang larangan berobat dengan yang haram
"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidaklak menjadikan obat penyembuhmu, pada apa-apa yang diharamkan atasmu." (HR. Thabrani dari Ummu Salamah)

3. Sakit Merupakan Ketetapan Allah

Sakit dan musibah lainnya yang tidak berkenan di hati, bahkan kesenangan dan kegembiraan, itu telah menjadi ketetapan Allah, sebagai ujian atau cobaan yang penuh dengan hikmah. Firman Allah:
Surat Al-Hadid ayat 22-23 tentang sakit yang merupakan ketetapan Allah

"Tiada suatu musibah yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami (Allah) Menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah supaya kamu jangan berduka atas apa yang luput darimu, dan jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan kepadamu. Dan Allah tidak menyukai pada orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. Al-Hadid: 22-23).

Memperhatikan ayat diatas dapat dipahami, bahwa Allah dalam menciptakan sesuatu di alam raya ini berpasang-pasangan, antara lain sehat dan sakit, lapang dan sempit, mudah dan sulit, kaya dan miskin, dicintai dan dibenci, semuanya merupakan ketetapan Allah yang pasti terjadi pada setiap manusia darn dibalik itu semua tentu terkandung berbagai hikmah vang dirahasiakan Allah. Oleh karena itu kita sebagai seorang mukmin harus senantiasa ridha atas ketetapan Allah.

4. Sakit Sebagai Cobaan

Sesungguhnya manusia itu akan diuji dalam segala sesuatu, baik dalam hal yang disenangi maupun tidak disukai. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia hidup didunia ini tidak lepas dari cobaan. Hidup tanpa ujian dan cobaan adalah hidup yang tidak dapat membuka tabir rahasia hikmah kehidupan.

Kehidupan manusia akan senantiasa berubah, kadangkala suka, kadang duka, kadang ketawa, kadang menangis, ada saatnya sehat, ada waktunya sakit, hal itu atas iradah Allah dipergilirkan terhadap manusia semuanya sebagai cobaan yang penuh hikmah.

Berulang-ulang ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa hidup ini untuk diuji, diantaranya sebagaimana terdapat dalam Surat Al-Mulk ayat 1-2:
Surat Al-Mulk ayat 1-2 tentang sakit sebagai cobaan

Maha Suci Dia (Allah) yang tergenggam di tangan-Nya seluruh kerajaan, dan dia Maha Kuasa, Maha Perkaso atas segala sesuatu. Dia juga menciptakan, mati dan hidup, untuk mengujimu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya dan dia Maha Perkasa lagi maha Pengampun.

Dalam ayat yang lain disebutkan:
Surat Al-A'raf ayat 168 tentang sakit sebagai cobaan

Dan kami coba mereka dengan hikmat yang baik-baik dan berupa bencana yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al -A'raf: 168).

Jadi jelas sekali, kita hidup untuk diuji, untuk dinilai siapa diantara kita yang masih tetap bertahan menjadi orang yang baik sekalipun ditimpa berbagai cobaan dan ujian.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
Hadist Rasulullah mengenai sakit sebagai cobaan

"Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicoba-Nya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerima maka dia akan memperoleh keridhaan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha), dia akan memperoleh kemurkaan Allah." (HR. Ibnu Majah & Tirmidzi).

Salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah kepada kita adalah sakit. Akankah sakit yang kita alami justru menjauhkan diri kepada Allah? Bisakah kita menerima dengan ridha? Mampukah kita meneladani Nabiyallah Ayub AS. sewaktu dirundung kemalangan berupa kemiskinan dan penyakit menahun yang parah, beliau justru ridha, syukur dan sabar karena merasa lebih mendapat perhatian dan kasih sayang dari Allah?

Sebagai seorang yang beriman, tentunya sadar sepenuhnya bahwa Allah SWT memberikan ujian berupa sakit kepada hamba-Nya tentu mengandung hikmah yang besar sebagai pelajaran dan kebaikan untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

5. Hikmah Adanya Sakit

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa berbagai penyakit itu merupakan bagian dari cobaan-cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Jadi cobaan merupakan ketetapan Allah berdasarkan rahmat dan hikmah. Sungguh Allah menerapkan wujud sesuatu pasti di dalamnya terkandung kebaikan, rahmat, hikmah, yang kadang tidak mungkin bisa dinalar akal manusia. Andai kata kita bisa menggali hikmah yang terkandung di dalam ciptaan dan ketetapan Allah, maka tidak kurang dari ribuan yang bisa kita saripatikan.

Namun akal kita amat terbatas, pengetahuan kita terlalu picik dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika disanding dengan ilmu Allah, bagaikan sinar lentera yang sia-sia di bawah sinar matahari. Berbagai penyakit dan penderitaan mempunyai manfaat dan hikmah yang sangat banyak dan mengharukan, diantaranya:

Mendapatkan ampunan dari dosa dan kesalahan, kebajikan dan derajat yang ditinggikan, membuka jalan ke surga, mendapat kehormatan dan ucapan selamat dari malaikat, mengembalikan hamba kepada Rabbnya, mengingatkannya dari kelalaian, mengingatkan akan nikmat Allah, pelajaran bagi mereka yang sehat, mensucikan hati dari berbagai penyakit.

ADS Bawah Judul

ADS Kw Mid Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Tengah Artikel 3

ADS Kw Bawah Artikel