-->

Kw Header



Listrik Arus Bolak-Balik (AC) dan Mekanisme Kerjanya

Listrik arus bolak-balik (AC) - Pernahkah Anda kesetrum? Gimana rasanya? Pasti nyeri dan gemetaran kan? Mau coba lagi atau kapok kesetrum? Hehehe…..saya yakin udah gk mau coba lagi.

Bagi seorang teknisi listrik, kalo belum kesetrum belum lengkap namanya. Kalau belum kesetrum, berarti belum kenal listrik. Kalau sudah kesetrum kan kita tau listrik itu orangnya kayak gimana. Ternyata si listrik itu orangnya suka nyakitin. Hahahaha…cuma bercanda saja kok. 

Pada postingan kali ini, saya ingin berbagi tentang Arus Listrik AC (Bolak-balik). Di Indonesia memiliki standar untuk tegangan listrik AC ini yaitu sebesar 220 Volt dengan frekuensi 50 Hz. Untuk lebih jelasnya lebih baik langsung saja simak penjelasan di bawah ini.

Pengertian Listrik Arus Bolak-balik (AC)

Listrik arus bolak-balik (AC) merupakan arus yang besar dan arahnya selalu berubah-ubah setiap saat. Nilai arus pada listrik bolak-balik selalu mengalami naik turun yang jika digambar maka akan membentuk gelombang sinusioda seperti gambar di bawah ini.
Grafik yang menunjukkan bentuk gelombang arus AC
Arus bolak-balik (AC)
Apakah Anda pernah berpikir, “Jika arus AC selalu mengalami naik turun, kenapa lampu di rumah saya tidak nyala-redup-nyala-redup? Tapi kok kelihatannya nyala terus ya.”

Baca Juga: Teori Dasar Listrik

Sebenarnya lampu yang ada di rumah nyala-redup-nyala-redup. Tapi itu berlangsung secara cepat, bahkan bisa dibilang sangat cepat. Karena saking cepatnya, mata kita tidak dapat menangkap fenomena tersebut. Jika kita ingat kembali standar listrik AC di Indonesia memiliki frekuensi 50 Hz.

Maka dapat diketahui bahwa dalam 1 detik terjadi 50 gelombang alisa nyala-redup sebanyak 50 kali dalam 1 detik. Pada listrik DC, fenomena ini tidak terjadi karena listrik DC bergerak secara konstan/tidak berubah-ubah. Jika digambar, akan seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut.
Grafik yang menjelaskan karakter listrik DC
Arus searah (DC)

Arus bolak-balik tidak memiliki polaritas, artinya tidak masalah jika phasa dan netralnya (positif dan negatif) tertukar saat menghubungkan sumber listrik AC ke peralatan listrik. Contohnya saat mencolokkan steker pada stop kontak. Tidak masalah kita bolak-balikkan posisi memasang steker tersebut.

Baca Juga: Jenis-jenis Alat Ukur Listrik beserta Fungsinya

Berbeda dengan listrik DC yang memiliki polaritas. Sehingga positif dan negatifnya tidak boleh tertukar. Pada listrik DC dikenal istilah positif dan negatif untuk menunjukkan polaritasnya.

Pada listrik AC dikenal istilah phase dan netral. Phase menujukkan positif yang dilambangkan dengan huruf L (line) sedangkan netral menunjukkan negatif yang dilambangkan dengan huruf N (netral).

Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Trafo dan Penggunaannya

Demikian penjelasan mengenai listrik arus bolak-balik (AC). Semoga bermanfaat.

ADS Bawah Judul

ADS Kw Mid Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Tengah Artikel 3

ADS Kw Bawah Artikel